Suasana Ibu kota dari Indonesia mulai memanas, bukan karna cuaca terik yang biasa menyiram aktivitas manusia didalamnya- namun kehebohan untuk berganti kepemimpinan. telah tiba massa Bapak Basuki Tjahaja Purnama untuk mengestafetkan kepemimpinan yang diemban selama 5 tahun dengan kisah kepemimpinan yang mengusung Jakarta Baru. Kini warga Jakarta siap untuk meneliti dan memilih, sosok yang mampu membawa kesejahteraan warganya, Rasa cemas menjama barisan intelektual para pejuang universitas, inilah waktu yang tepat untuk memilih dan menyuarakan sosok pemimpin idaman untuk menjabat selama 5 tahun kelak untuk Jakarta.

Memilih seorang pemimpin bukan perkara suka atau tidak, atau sesimpel memilih baju yang akan dipakai untuk acara tertentu. Namun, lebih dari itu, memilih pemimpin dalam kehidupan jangka panjang perlu pertimbangan yang sangat matang, sebab dalam waktu yang panjang masyarakat harus menerima dan taat kepada pemimpin. Untuk itulah diperlukan motede pemilihan pemimpin yang bukan hanya dilihat dari kemasan visi misi namun dari sifat karakter pemimpin ideal.

Membuat pencitraan dan sifat yang baik memang sulit bagi segelintir manusia, namun tak gentar jika formulasi FAST ada dalam sosok pemimpin sejati umat muslim seperti yang dicontohkan oleh rasul akhir zaman Muhammad SAW. Kata itu menginspirasi saya untuk menyuarakan sosok pemimpin Jakarta nantinya, FAST yang berarti cepat dalam bahasa Indonesia, namun ini merupakan kunci formulasi pemimpin sejati. sebutlah “F” berarti Fathanah dengan kecerdasan intelektual dan spiritual nantinya sosok pemimpin cerdas dapat mengabungkan teori dengan kondisi lapangan di DKI Jakarta, karena pemimpin cerdas manjadi barometer kualitas masyarakat atas wilayah pimpinannya.

Kecerdasan dapat melawan kepintaran sekelompok orang yang ingin memojokan kota pusat pemerintahan RI, sebab pemimpin cerdas dapat memecahkan masalah yang terhampar di wilayah yang menjadi tempat bergantung kuantitas kehidupan banyak orang. Sebut saja kemacetan yang menanti untuk dilancarkan, ruang hijau yang menunggu untuk tidak ada kedok pembangunan pusat perbelanjaan berkepentingan, Pembangunan gedung mewah pencakar langit yang berdiri kokoh ditengah perumahan kumuh, serta sungai yang beralih fungsi menjadi bak sampah. Ini masalah pelik yang siap menerpa pemimpin, namun kecerdasan dapat menjadi pencerah untuk mengurai permasalahan menjadi prestasi membanggakan.

Berangkat dari kecerdasan sebagai bekal pertama sang pemimpin, selanjutnya huruf ”A” yang mewakili Amanah, benar- pemimpin bijak adalah pemimpin yang dapat dipercaya oleh kalangan yang dahulu mendukungnya maupun yang enggan mendukungnya alias barisan kontra. Poin ini SSG (susah susah gampang) karena kondisi yang keras serta tekanan dalam menyelesaikan problematik kota yang memiliki landmark monumen nasional. Tak sedikit pemimpin yang menjadi wakil rakyat terjebak dalam godaan untuk ‘mensuburkan perut’ hingga menggulingkan kepentingan umum dan menjuarakan kepentingan pribadi. Sungguh arti mosi dapat dipercaya mudah di peroleh jika pemimpin berprestasi, namun akan menjadi bumerang tidak percaya saat pemimpin menoreh catatan kelalaian atas tanggung jawab.

Kombinasi formula menjadi manis jika ada “S” didalam diri pemimpin, yaitu Sidiq ini bukan nama manusia, namun gelar bagi manusia yang benar dalam penyampaian, benar dalam tindakan yang dahulu pernah ‘diobral’ saat masa kampanye. Benar, ini waktu yang tepat untuk mewujudkan kebenaran visi dan misi hingga berbuah hasil konkret, Jakarta membuat massa untuk meyakinkan bahwa bukan hanya kata kosong namun hasil nyata tanda telah merealisasikan impian dahulu menjadi kenyataan, hingga sang pemimpin siap menepis perkataan yang pernah meragukan eksistensi kinerja. Serta membalikan masalah menjadi peluang indah dengan cara yang benar.

Tak lengkap rasanya jika formulasi kepemimpinan ini belum ada kata ”T” dengan ciri Tabliq, dikemas dengan arti menyampaikan segala bentuk tindakan yang telah dilakukan selama dan setelah masa kepemimpinan berlangsung. Menyampaikan dengan maksud agar kepemimpinan terbuka, ada transparansi dari beragam pihak dan aspek pemimpin, sehingga masyarakat umumnya dapat memantau sepak terjang yang dijalankan sang pemimpin, hingga jika tiba saatnya terjadi penyelewengan pemimpin dapat sewaktu-waktu ditangkap oleh pelaksana hukum, sikap ini menjadi dasar bahwa pemimpin juga wajib menyiapkan telinga tambahan untuk evaluasi dirinya dan kepemimpinanya.

Sebagai contoh untainya kalimat untuk mendobrak trobosan Jakarta lebih baik lagi. ”Seorang pemimpin harus berintegritas, mampu membawa perubahan Jakarta sebagai Ibu kota yang menjadi idaman warganya sendiri dan dunia kelak, merestorasi tata kelola kota yang sudah amburadul, mampu menggemukkan dompet, mencerdaskan otak, menyehatkan seluruh masyarakat Jakarta, totalitas dalam bekerja dan luruskan niat karena Allah”. Itulah asa dari Muhammad Syarifudin, ketua HMJ ekonomi dan Administrasi Universitas Negeri Jakarta tahun 2012 untuk pemimpin DKI Jakarta, ini salah satu asprasi dari berjuta penduduk yang menitipkan kualitas hidup di kota kejam bagi yang tak punya pengalaman dan ijazah sebagai patokan untuk memasuki gerbang dunia kerja, kaum urban dan beragam polemic yang mendampingi kota pusat perekonomian Indonesia.

Barisan pelopor masyarakat, yaitu mahasiswa telah menggantungkan asa yang berlimpah untuk impian membangun Jakarta dengan sosok FAST tentunya, selain itu jika boleh di utarakan asas yang di usung saat pemilu setidaknya mulai bersemi moto dalam diri pemimpin yaitu LUBERJURDIL yang memiliki kepanjangan- langsung bertindak, bersih dari segala praktik uang, rahasiakan aib kota dari pihak luar Indonesia, jujur saat mengucapkan perkataan dan kebijakan yang tak dicampur adukan dengan bahan spekulasi belaka, dan adil kepada masyarakat baik dalam golongan apapun, warna kulit yang berupa, serta budaya yang beragam, asalkan tetap sesuai norma ketimuran. Jika hal tersebut telah dipupuk hingga berbuah manis nantinya beliau dapat di cap sebagai pemimpin nyata yang benar, dan layaklah ia menjadi gubernur DKI Jakarta, dengan mata yang siap memperhatikan dan melihat hasil nyata sang pemimpin yang terlahir dari pilihan masyarakat Jakarta.

Peranan mahasiswa disini sebagai mata pemantau sang gubernur untuk tetap pada jalur yang sesuai dengan ketetapan yang telah diatur, peran ini belum tentu dimiliki oleh kalangan masyarakat lainnya, karena status motor penggerak perubahan yang di semat oleh para mahasiswa yang mencap hatinya untuk berkontribusi dan peduli kepada fenomena yang memiris hati saat memandang Jakarta yang elok dan tak lupa bingkai pelengkap dengan masalah yang terurai seperti dimuka.

Sudah tentu saat mahasiswa khususnya dan masyarakat secara umum berharap akan sosok gubernur nantinya, maka hal yang pasti adalah jika sudah palu resmi sudah berketuk untuk men-sah-kan pasangan yang memimpin Jakarta maka, hal yang sudah semestinya adalah mendukung setiap kebijakan terbaik yang dicanagkan serta meng-kawal kinerja. Untuk itu saya selaku penduduk DKI berharap gubernur DKI tahun 2017-2021 adalah gubernur dengan predikat FAST dan dapat menjadi teladan baik untuk masyarakat yang dipimpinnya.

Oleh : Mulyanti Andhani, S.Pd

Categorized in: