Terpujilah Wahai Engkau Ibu Bapak Guru
Pada tanggal 25 November bangsa Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Sekolah-sekolah selalu mengadakan upacara bendera pada peringatan tersebut. Tak jarang siswa-siswa disana memberikan suatu kejutan yang spesial bagi sang guru.
Kita tak akan bisa membalasa jasa seorang guru. Bagaimana tidak hampir 5 sampai 7 jam sehari kita bertemu dengan seorang guru di sekolah yang sangat tulus, berdedikasi tinggi memberikan ilmu yang bermanfaat.
Mereka tidak pernah meminta balasan dari sang siswa. Bahkan mereka pun tak mengharapkan ucapan terima kasih kepada orang yang mereka bekali ilmu. Guru akan tersenyum dari kejauhan melihat keberhasilan anak didiknya. Begitu mulianya profesi sang guru.
Namun kita seakan lupa dengan kesejahteraan mereka. Walaupun guru mendapat julukkan pahlawan tanpa tanda jasa, bukan berarti kita lupa dengan kelangsungan hidup mereka. Indonesia masih belum memberikan perhatian bagi seorang guru. Tak khayal seorang guru di pelosok daerah hanya dibayarkan dengan hasil panen warga setempat. Bahkan mereka ada yang dibayar dengan ucapkan terima kasih. Itulah bukti ketulusan seorang guru.
Ingat peristiwa bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki Jepang? Apa yang pertama kali di ucapkan oleh sang Kaisar Hirohito? Ia mengucapkan “berapa banyak guru yang masih hidup?” Begitu besarnya perhatian guru di negeri sakura tersebut. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Ketika bencana alam tsunami di Aceh beberapa tahun lalu, adakah dari pejabat publik negeri ini yang mengeluarkan pernyataan terkait guru? Jika ada, tolong beri tau saya. Karena saya tidak pernah mendengar.
Peran guru bagi sebuah bangsa sangatlah besar. Tak ada seorangpun di negeri ini yang berhasil tanpa dididik oleh seorang guru. Presiden sekalipun ia pasti merasakan kasih sayang seorang guru ketika di bangku sekolah. Dengan apa yang telah diberikan oleh seorang guru untuk putra bangsa, tak berlebihan jika guru di berikan julukkan pahlawan penuh tanda jasa.