Selamat Hari Guru Nasional, 25 Desember lalu!

Saya adalah seorang guru yang masih harus banyak belajar mendidik.

Dua tahun belajar menjadi guru, perlahan saya mulai memahami tentang sesuatu hal dalam atmosfer pendidikan.

Bahwa guru memiliki peran penting sebagai fasilitator teman belajar siswa. Dan saya semakin paham bahwa sejatinya para gurulah yang juga sedang bersekolah bersama teman belajarnya, yaitu para siswanya sendiri. Sumber inspirasi terbesar dan ruang kebahagiaan seorang guru berasal dari para siswanya. Merekalah sesungguhnya gurunya para guru.

Guru yang belajar dari para siswanya akan memahami bahwa siswa hadir di ruang belajar untuk mengendalikan dirinya sendiri dalam proses belajar. Siswa banyak terlibat menentukan tujuan sampai mengekspresikan cara yang dipilihnya. Nah, peran awal sebagai guru yang belajar dari siswanya, seharusnya mampu belajar mengenal karakteristik para siswanya, lalu menyesuaikan dengan kesiapan siswanya.

Siswa adalah sekutu utama guru dalam proses belajar-mengajar. Semakin cepat guru mengenal dan memberdayakannya, semakin mudah pencapaian kita bersama. (Najelaa Shihab)

Saya pribadi merasakan betul setelah mengubah paradigma saya bahwa guru tak hanya dapat belajar pada pembicara tamu, tokoh masyarakat, ahli pendidikan, ataupun sesama rekan guru saja, tapi guru justru dapat banyak belajar dari para siswanya juga. Banyak sekali hikmah-hikmah kehidupan yang justru bersumber dari para siswa.

Guru yang banyak belajar dari siswanya, membuat siswa mendapat teladan cara terbaik untuk juga belajar dari gurunya. Sehingga, hubungan guru dengan siswa menjadi hubungan yang saling menguatkan. Hubungan yang memiliki prinsip untuk belajar bersama, belajar dari kesalahan secara bersama maupun belajar demi mencapai tujuan bersama.

Cobalah, para guru untuk tidak merasa paling banyak memiliki ilmu ketika mengajar di kelas. Guru tak perlu takut jika ada sesuatu yang tidak diketahui. Guru harus cukup percaya diri untuk tidak takut pada siswa yang mengetahui lebih banyak daripada gurunya. Sebagai guru, sudah seharusnya kita membiarkan siswa melangkah lebih jauh dalam pembelajaran mereka, dan kita tidak berhak untuk menahan mereka kembali.

Berterima kasihlah kepada para siswa Anda. Karena merekalah sesungguhnya gurunya para guru.

“Jika Anda mendapat siswa yang nakal di kelas. Janganlan mengeluh! Justru siswa nakal tersebut adalah anugrah untuk Anda. Banyaklah belajar dari siswa nakal tersebut. Maka, Anda akan juga terus belajar menjadi guru yang lebih baik lagi.” (Bambang Widjayanto)

 

Categorized in: