Menjaga keharmonisan suatu organisasi adalah sesuatu yang seharusnya diusahakan oleh setiap anggotanya. Dimana dengan terciptanya keharmonisan akan berdampak baik pada arah gerak organisasi tersebut. Kerja yang direncanakan akan terkerjakan dengan baik, karena keharmonisan akan datang dengan semangat kooperatif yang baik.

Juga keharmonisan akan meringankan apa-apa yang sulit. “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing,” begitu bunyi pepatah yang mahsyur. Seperti sapu yang dengan mudahnya membersihkan dedaunan karena tersusun dari banyak tulang daun kelapa. Dengan bekerjasama persoalan pelik akan terselesaikan dengan kerja-kerja kolektif.

Menilik kebelakang, pasukan Ottoman berhasil membebaskan Konstantinopel. Dengan kerja tim yang hebat juga karena manajemen ruhiyah yang baik sehingga turunlah ridho Allah pada tangan Sultan Mehmed II yang mengkomandoi pasukannya untuk memebebaskan imperium Konstantinopel kala itu. Mortar-mortar melepaskan bola-bola betonnya dengan perhitungan yang matang sehingga dapat meninggalkan lubang-lubang di benteng kebanggaan Konstantinopel. Sebab kerja-kerja kolektif tersebut sampailah kabar kepada kita bahwa Aghia Sophia digunakan untuk sholat berjamaah oleh pasukan Ottoman yang menandakan Konstantinopel berhasil dibebaskan, tanpa mengusik rakyat sipil, orang-orang tua, anak-anak, dan wanita yang ada di dalamnya.

Lalu, di Indonesia sendiri pernah ada kisah heroik, kisah penihilan 2 jenderal kehormatan Inggris dari dunia yang memimpin pasukan Inggris setelah Jepang pergi dari tanah pertiwi. Jenderal itu; Jenderal AWS Mallaby dan Jenderal Robert Guy Loder Symon. Karena orasi dari Bung Tomo yang membakar api semangat bagi sesiapa yang mendengarnya. Hingga rakyat Surabaya bersatu padu mempertahankan kedaulatannya, tak peduli tulang hancur lebur pun daging menjadi bubur. Hanya satu yang mereka tuju; mempertahankan kedaulatan Indonesia. Ekspektasi tentara Inggris yang dapat menaklukan Surabaya dalam waktu 3 hari pun kandas. Eskalasi waktu membuat korban-korban berjatuhan lebih banyak, baik dari serdadu-serdadu Inggris maupun arek-arek suroboyo. Sebab gerakan-gerakan yang resonansinya senada membuat arah gerak pun selaras untuk akhirnya satu tujuan mengusir penjajah.

Dari kesemua kisah yang pernah tergores oleh tinta-tinta yang dicipta akibat pena-pena yang menari untuk mengabadikan sejarah, maka betapa signifikan keselarasan tujuan yang melahirkan harmoni gerakan. Apa tujuan kita? Bukankah beribadah kepada-Nya baik melalui kegiatan spritual keagamaan maupun tindakan-tindakan yang akan menata keharmonisan horizontal sesama manusia?

Mari, selaraskan tujuan! Berangus tendensi-tendensi pribadi, raih harmoni dengan gerakan-gerakan menjemput ridho Illahi.

 

Oleh : Asrul Pauzi Hasibuan

Categorized in: