Hijau adalah bagian dari warna yang merupakan suatu ciri khas yang dimiliki UNJ sebagai warna’nya. namun apakah kita sadar bahwasanya seiring dengan berjalannya waktu yang menjadikan tiap detiknya mampu menuliskan lembaran-lembaran sebagai saksi bisu dalam perkembangan sejarah peradaban kampus pergerakkan pendidikan dengan warna hijaunya ini. Beberapa hari lalu, telah kita lalui bersama suatu momentum bersejarah bagi Universitas Negeri Jakarta yakni pada 16 Mei 2016 yang merupakan suatu perayaan Dies Natalis UNJ ke 52 tahun. Ya, sudah lebih dari setengah dekade kampus ini berdiri dengan kokoh ditengah hiruk pikuk Ibukota Negara Indonesia. Perayan HUT UNJ bukan suatu perayaan yang hanya dapat dinikmati untuk satu elemen dalam kampus melainkan perayaan bagi seluruh lapisan yang berada di kampus UNJ.

Perayaan ini sekaligus menjadi sebuah tempat dimana para mahasiswa, dosen, penggiat pendidikan, dan elemen-elemen kampus lainnya berkumpul, melepas penat dan saling bercerita tentang keadaan UNJ saat ini. Jika dapat dijabarkan banyak sekali polemik berwarna yang terjadi di kampus dalam beberapa waktu ini, diantaranya aktivis mahasiswa yang di hampir di DO karena dianggap mencemarkan nama baik dengan mengkritisi suatu kebijakan kampus, lalu keadaan lahan parkiran UNJ yang kurang layak sehingga menelan korban dengan kasus terjatuh dari lantai 5.

Lagi-lagi diparkiran, ya terlihat deretan bus warna hijau dengan tulisan “Bus Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta” yang sudah mulai berkarat. Dahulu, bus ini merupakan salah satu sarana transpotasi untuk mahasiswa terkhusus yang tinggal di bekasi dan saat ini sudah tidak beroperasi lagi. Selanjutnya, beralih ke salah satu gedung yang sudah cukup tua berada di UNJ yakni gedung perpustakaan yang keadaannya sudah cukup baik dalam segi SIMnya (sistem informasi manajemen) namun, dalam pengadaaan sumber buku, penataan tata letak, dan perawatan buku masi terbilang belumbaik.

Adapun kondisi tempat makan paling fenomenal di UNJ yakni kantin Blok M yang kondisinya kurang tertata dengan baik dan hawa yang panas. Dan selanjutnya kasus baru-baru ini yakni pembongkaran jati diri UNJ dengan menambal logo terntentu pada tugu perjuangan UNJ tanpa seizin pihak kampus hal ini mengundang banyak reaksi dari berbagai pihak yang mengindikasikan kurangnya pengawasan dalam hal penjagaan identitas kampus. Hmm.. dan masi banyak warna yang dapat mewarnai lika liku UNJ ini.

Namun, dibalik warna – warni yang melapisi hijau gelap ini terdapat hal yang membanggakan yakni kampus telah mendukung mahasiswa untuk menjadi wirausahawan salah satunya dengan mengadakan Program Mahasiswa Wirausaha lalu peresmian UNJ corner sebagai tempat mahasiswa untuk berwirausaha. Dan banyaknya kejuaran-kejuaran dalam bidang keolahragaan yang diraih dalam kancah nasional maupun internasional dan pembuatan lapangan serbaguna di depan aula UPT Perpustakaan ini menjadi sarana untuk semua civitas akademik UNJ dalam berolahraga. Selanjutnya, pada hari rabu, 23 maret 2016 lalu, Universitas Negeri Jakarta berhasil melahirkan 2.223 wisudawan dan wisudawati dari jenjang Diploma 3 (D3), Strata 1 (S1), Strata 2 (S2), Strata 3 (S3). Pelaksanaan upacara wisuda pada semester ganjil 2015/2016 berlangsung di Jakarta International Expo (JIE) Kemayoran, Jakarta Pusat.

Ternyata, dibalik berbagai permasalahan dalam UNJ ada pula suatu kebanggaan untuk kampus tercinta ini. Pada intinya semua kembali kepada pribadi masing-masing. Setiap bagian memiliki perannya entah dalam bidang perbaikan ataupun problem maker. Sebagai mahasiswa biasa saya berpesan agar para pejabat-pejabat kuy lihat UNJ dengan berjalan kaki, dan saya berharap semoga UNJ kelak dapat lebih baik dari sebelumnya. Ingat, jika tiap-tiap komponen berjalan dan bersinergi dengan baik (sesuai haknya) maka sistem akan berjalan dengan baik juga dan sebaliknya. Maka dari itu, mari mulai dari saat ini sama-sama kita lakukan perubahan dari diri sendiri untuk menuju UNJ hijau yang berwarna dengan prestasi yang gemilang.

Oleh: Bilifano Hasby Ardan
bilifanooo.blogspot.com

Categorized in: