Masa Pengenalan Akademik adalah sebuah program kerja yang dari tahun ke tahun menjadi pekerjaan Organisasi Kemahasiswaan yang tentunya telah disetujui dan didukung oleh birokrat universitas, baik itu Rektorat ataupun Dekanat di Universitas Negeri Jakarta. Ini adalah masa untuk para mahasiswa baru yang terpilih dari berbagai macam jalur diharapkan bisa beradaptasi dengan lingkungan dan kehidupan kampus yang sangat berbeda jauh dengan Lingkungan sekolah yang telah mereka lewati. Peran dan fungsi Organisasi Kemahasiswaan sangat penting, karena mereka kelak akan berkomunikasi secara langsung dengan para mahasiswa baru tersebut selain dengan para Dosen dan Karyawan.

Namun,aacana tentang perubahan sistem MPA tahun 2016 yang akhirnya menjadi kenyataan, sehingga membuat para anggota Organisasi Kemahasiswaan kebingungan. Apakah mereka akan diam saja dan menerima keputusan dari Birokrat? Atau mereka harus berusaha sekuat tenaga menyiapkan sebuah Program Kerja untuk menggantikan MPA yang notabene telah dibuat oleh Birokrat. Pro dan Kontra pun bermunculan. Beberapa dari mereka telah merencanakan Program Kerja dengan nama “MPO” atau “Masa Pengenalan Organisasi”. Namun beberapa dari mereka pun ada yang sudah terlihat Pasrah dan Menyerahkan MPA tahun 2016 ini kepada Birokrat, karena bagaimanapun keputusan ada di tangan Birokrat.

Mengapa Pro dan Kontra tentang MPO ini bisa muncul? Siapa yang bisa kita salahkan dan siapa yang harus kita dukung? Untuk menentukannya dibutuhkan perbandingan agar kita bisa mengetahui dan memilih mana yang lebih baik. Apakah MPA saja atau perlu ditambahkan MPO?

Berikut data-datanya:

Waktu

Waktu

Jika kita membandingkan MPA dengan MPO dari segi waktu, di sini sangat jelas terlihat bahwa dengan adanya MPO, maka waktu yang akan digunakan para mahasiswa baru akan bertambah, karena MPA yang telah dipegang oleh Birokrat ini telah memakan waktu empat hari. Jika MPO diadakan, maka akan menambah 1-2 hari lagi. Dan itu jelas akan membuat Mahasiswa dan Mahasiswi baru merasa keberatan dan bosan.

Tetapi manfaat yang dapat diambil jika MPA dan MPO dilaksanakan adalah adanya rasa kekeluargaan akan tumbuh lebih cepat karena mereka akan bersama dalam acara tersebut untuk waktu yang lebih banyak dari MPA sebelum-sebelumnya. Efek dominonya, mereka akan lebih mengenal, baik mengenal lingkungan kuliahnya, teman kampusnya, kurikulum pembelajarannya dan yang pasti organisasi-organisasi yang bisa mereka ikuti.

Pelayanan

Setiap Mahasiswa baru sangat menginginkan untuk mendapatkan Pelayanan yang terbaik dari Universitas atau kampusnya. Karena menjadi seorang Mahasiswa adalah sebuah kebanggaan bagi hampir dari seluruh Mahasiswa dan Mahasiswi baru tersebut. Apalagi jika mahasiswa dan mahasiswi baru tersebut kuliah di tempat yang mereka inginkan. Track record dan julukan UNJ adalah sebuah Kampus “Pendidikan” dan kampus “Perjuangan” oleh karena itu rata-rata dari mereka pasti ingin merasakan apa yang biasa mereka saksikan.

Jika Tahun ini hanya dilaksanakan MPA saja tanpa tambahan MPO, maka akan menyenangkan untuk mahasiswa baru yang awalnya tidak ingin di UNJ karena mereka hanya akan mendapat materi di kelas dengan pematerinya dosen, bagaikan kuliah yang dimulai duluan bagi mereka. Namun justru mungkin akan cukup mengecewakan bagi para mahasiswa baru yang ingin merasakan atmosfer pendidikan dan perjuangan yang berjalan berdampingan. Akan menjadi sebuah pengalaman yang selalu teringat buat mereka sebagaimana orang tua dan kakak kelas mereka ceritakan. Akan tumbuh sebuah sikap kedisiplinan, ketahanan mental dan yang pasti saling menghormati dan menghargai yang akan didapatkan jika MPO dilaksanakan, ditambah motivasi yang jelas akan berbeda dari Dosen yang mungkin bukan Lulusan dari kampus, fakultas dan Jurusan mereka. Akan Lebih menyenangkan dan lebih menginspirasi rasanya jika motivasi dalam bentuk sharing tersebut  dibawakan langsung oleh para alumni yang jelas mengetahui dan mengerti perasaan mereka karena pengalaman yang mereka miliki.

Pengalaman

Ini adalah pembahasan yang paling menarik, diambil tidak jauh dari kata-kata yang ada di atas, bahwa pengalaman adalah faktor yang sangat menentukan dan berpengaruh bagi keberlangsungan sebuah acara. Besar kemungkinan sebuah acara akan berlangsung dengan sukses atau berhasil jika di dalam acara tersebut terdapat orang-orang yang berpengalaman sehingga segala macam kendala atau masalah yang akan atau telah terjadi dapat diatasi. Penulis bukannya tidak percaya akan pengalaman para dosen ataupun birokrat, namun untuk MPA atau Masa Pengenalan Akademik baru sekarang mereka turun langsung.

Memang jika yang berpengalaman selalu diberi kepercayaan, maka tidak akan ada proses regenerasi atau kaderisasi, karena semua akan bisa jika terbiasa. Namun, jangan sampai yang sudah bisa tidak diberikan ruang sama sekali, karena akan memberikan hasil yang mungkin tidak bisa sesuai tujuan. Dengan adanya tambahan MPO, selain mendapatkan materi dari dosen, para mahasiswa baru akan mendapat pengalaman dari para kakak tingkatnya dan kakak seniornya secara lebih rinci. Ditambah lagi para alumni yang pastinya sudah lebih berpengalaman dari para dosen dalam hal penyampaian materi untuk mahasiswa baru. Remember this quote “Experience is the best TEACHER”.

 

Mungkin saat ini Penulis hanya bisa memberikan tiga faktor yang mempengaruhi dan menjadi pertimbangan kepada para sobat unjkita.com. Dari data diatas,kita bisa melihat bagaimana Masalah yang mungkin sepele ini bisa menjadi rumit jika kita bandingkan. Tidak pernah ada yang mau dibandingkan dalam dunia ini. Namun, jika tidak ada perbandingan, bagaimana cara kita menilai?

Oleh: Muhammad Fakhrul Muttaqien (FE)

Categorized in: