Pertama-tama penulis ingin mengucapkan selamat atas terpilihnya saudara Bagus Tito Wibisono dan Septian Dicky Pratama sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM UNJ masa amanah 2016-2017. Barakallah wa Innalillah. Semoga amanah dan mampu membawa BEM UNJ ”Berkolaborasi menuju UNJ Madani untuk Ibu Pertiwi”.
Pelaksanaan pemilu yang sejatinya merupakan pesta demokrasi pemilihan ketua Opmawa di kampus UNJ baru saja usai digelar dengan berakhirnya masa pencoblosan dan perhitungan suara yang sudah terkumpul, rilis dari Humas KPU UNJ yang beredar di beberapa sosial media juga sudah disebar yakni perhitungan suara dengan versi Quick Count, berarti tinggal menunggu rilis resmi yang versi Real Count nya. Baru tahun ini KPU UNJ dengan hanya total 10.086 suara memiliki metode penghitungan quick count dan real count, ya mungkin ini terinspirasi dari para lembaga survey yang memuat hasil pilkada/pilpres beberapa waktu silam.
Berikut ini Hasil Quick Count Pemilu Ketua & Wakil BEM UNJ 2016 versi Humas KPU UNJ yang beredar di sosial media :
- Fajri – Afif : 2.476 Suara (24,5%).
- Bagus – Dicky : 5.747 Suara (57%).
- Azzam – Ningsih : 1.414 Suara (14%).
- Suara Tidak Sah : 370 Suara.
- Abstain : 61 Suara.
- Total Suara : 10.068 (Total suara 100%)
Dari perolehan total suara suara diatas, ada perspektif yang ingin saya coba soroti, yakni menurunnya tingkat partisipasi pemilih yang begitu jauh dari tahun lalu. Ya, total partisipan hanyalah sebesar 10.068 mahasiswa. Fyi, sekedar komparasi untuk total partisipasi pemilih di Pemilu 2014 tahun lalu adalah sebesar 10.933 mahasiswa. Artinya berkurang sebesar 865 total suara.
Di pemilu tahun lalu juga, total Daftar Pemilih Tetap (DPT) nya adalah sekitar 23.000an mahasiswa aktif UNJ. (Sumber : M. Iqbal – Ketua KPU UNJ 2014). Berarti di pemilu UNJ 2014, persentase nya adalah sebesar 47% total pemilih dari total DPT Mahasiswa aktif. Dengan asumsi kuantitas total DPT yang sama di pemilu tahun ini, maka persentasi partisipasi publik yang memilih menurun menjadi 43% dari total DPT Mahasiswa aktif. Sungguh disayangkan bukan…???
Lantas ada apa dengan Pemilu UNJ? Apakah tingkat apatisme publik yang meningkat, ataukah euforia pemilu kali ini yang tidak begitu besar dirasakan? Semuanya menjadi tanda tanya besar dalam fakta menurunnya tingkat partisipasi pemilih kali ini.
Faktor yang paling besar yang menjadi hulu dari semua ini adalah karena dinamisasi proses pemilu yang begitu besar. Dimulai dari permasalahan PKPU atau PO Pemilu yang menjadi pemicu timbulnya gugatan dari beberapa pihak, hingga akhirnya berimbas pada pemecatan Adhum KPU atas dasar professionalitas. Semua tertulis dalam beberapa opini yang juga sudah dimuat disini Meninjau Kembali Mimpi Kemenangan Kampus, DKPP Itu Apa, dan Democrazy ala UNJ. Semuanya menjadi efek domino dengan pengunduran timeline pemilu yang tidak sesuai jadwal. Semua dinamisasi ini berujung pada tidak maksimalnya agenda pemilu yang ada. Pelaksanaan Dialog Kandidat yang dilaksanakan pun hanya sebanyak 2 kali pelaksanaan. Yang pertama dilaksanakan di Tugu UNJ Kampus A pada tanggal 11 Desember. Kemudian yang kedua dilaksanakan tanggal 14 Desember 2015 di Aula Latif Kampus A UNJ. Semuanya dilaksanakan di Kampus A? Ya… KPU tidak mengadakan dialog kandidat ketua BEM UNJ di Kampus B (FMIPA & FIK), Kampus D (Psikologi) dan Kampus E (PGSD), ya mungkin mereka menganggap massa terbesar ada di kampus A sehingga dialog kandidat hanya diadakan di 1 kampus saja, atau mungkin dengan waktu yang sudah mepet tidak memungkinkan untuk dilaksanakannya dialog kandidat di seluruh kampus UNJ yang ada seperti pemilu-pemilu sebelumnya.
Belum lagi ditambah dengan adanya PKPU yang menyatakan bahwa pengurus opmawa harus non aktif sebelum meramaikan kampanye salah satu calon. Silahkan baca opini yang juga sudah ditulis sebelumnya Dilema Pengurus Opmawa di Tengah Pesta Demokrasi. Sungguh ini menjadi tugas yang cukup berat bagi timses yang jumlahnya hanya segelintir orang saja untuk meraih elektabilitas suara yang banyak seluruh mahasiswa UNJ hanya dalam waktu yang singkat saja.
Semua efek domino ini menjadi dasar pertanyaan bagi publik bahwasanya bagaimana mahasiswa bisa mengenal calon pemimpin nya dengan baik? Atau bahkan mahasiswa sudah jengah dengan dinamisasi pemilu yang timbul sehingga apatisme mahasiswa kini semakin meningkat.
Kami semua berharap bahwa saudara Bagus dan Dicky yang terpilih sebagai ketua BEM UNJ mampu menjawab ekspektasi publik dengan amanah yang sudah diembankan selama satu tahun kedepan. Dan yang paling penting adalah para panitia KPU bisa mengambil segala hikmah yang menjadi pembelajaran atas pergelaran pemilu yang dinamisasinya timbul setiap tahun serta menjadi amanah bagi para pengurus Opmawa untuk kembali meningkatkan partisipasi publik dalam setiap agenda yang dilaksanakan sembari memupus apatisme mahasiswa yang semakin meningkat. Semoga…
Comments