Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia tengah melaksanakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) 2016 yang diagendakan sejak 05 April 2016 hingga 09 April 2016. Pada kesempatan ini Universitas Mataram diamanahi sebagai tuan rumah RAKERNAS 2016 yang dihadiri oleh delegasi perguruan tinggi yang tergabung dalam Aliansi BEM SI. “Mengawal Kedaulatan Maritim Indonesia” dan “Revitalisasi Kepeloporan Pemuda dan Cita-Cita Pembangunan” merupakan tema yang diusung dalam Dialog Nasional dan Seminar Nasional yang merupakan rangkaian acara RAKERNAS Aliansi BEM SI 2016.
Setelah melaksanakan diskusi yang cukup panjang, Aliansi BEM SI yang merupakan perwakilan mahasiswa/i dari seluruh Indonesia selanjutnya pada hari Jum’at, tertanggal 08 April 2016 melaksanakan deklarasi di Taman Sangkareang Mataram memberikan pernyataan sikap sebagai berikut :
Semenjak tanggal 05 April 2016 lalu, kami Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) melaksanakan Rapat Kerja Nasional di Universitas Mataram. Pulau Lombok dengan sebuah kota seribu masjid menjadi saksi bagaimana mahasiswa seluruh Indonesia berkumpul, berbagi, dan saling berdialektika satu sama lain dalam merumuskan gagasan untuk meningkatkan para elite pemerintahan kita agar semakin baik dalam menjalankan roda kepemimpinan di Indonesia.
Rapat Kerja Nasional Aliansi BEM SI berfokus untuk mengawal Kedaulatan Maritim Indonesia. Maritim adalah identitas bangsa Indonesia. Tujuh puluh persen wilayah negara kita adalah lautan, itulah mengapa Indonesia lantas disebut nusantara. Menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah visi besar Presiden kita.
Pertanyaannya,
Sudah sejauh mana Indonesia bergerak menuju poros maritim Indonesia?
Ditengah sumber daya negeri ini yang melimpah, tindak illegal fishing masih terus saja menjadi. Kerugian negara ditaksir menyentuh angka Rp 300 trilliun. Tentu ini menjadi sebuah hal yang sangat merugikan. Maka kami berharap, pemerintah menindak tegas segala bentuk penangkapan ikan secara illegal.
Hari ini, nelayan-nelayan Indonesia masih tidak hidup dengan nyaman. Di sahkannya UU nelayan pada tanggal 15 Maret 2016 lalu, kami harapkan mampu meningkatkan kesejahteraan para nelayan negeri ini. Semoga UU ini memang mampu mendorong penguatan usaha mandiri, produktif, modern, dan melestarikan lingkungan dari sektor perikanan Indonesia.
Kemudian daripada itu, kami mencatat sektor infrastruktur Indonesia belum cukup siap dalam berlari menuju poros maritim dunia. Berapa banyak pelabuhan baru yang sudah dibuat? Berapa banyak kapal-kapal baru di datangkan? Fakta mengatakan sebagian besar kapal Ferry di negeri ini sudah tidak layak jalan. Tenggelamnya kapal Raflesia II di Selat Bali menjadi bukti kongkret betapa bangsa ini masih belum siap menggapai mimpu menjadi poros maritim dunia.
Alihkan matamu kepada Nusa Tenggara Barat, perhatian yang lemah dalam sektor maritim jelas akan berdampak pada kehidupan pesisir dan kehidupan pertengahan dan perbatasan. Kami menuntut perhatian dan perbaikan serta perwujudan nawacita dari sektor maritim ini untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kami melaknat jikalau janji-jani ini hanya janji kosong untuk mendapat dukungan ketika pemilihan lalu, tanpa terasanya kemaslahatan masyarakat. Jaminlah kesejahteraan rakyat, tuntaskan kemiskinan, dan perhatikan sektor maritim kita.
Dan sebagai penutup daripada deklarasi ini, sebagai koordinator pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia kami ingin mempertegas :
- Aliansi BEM SI berjalan dengan taktis dan strategis.
- Aliansi BEM SI bersifat independen tanpa intervensi dari pihak manapun.
Demikian deklarasi Mataram ini kami buat.
Koordinator Pusat
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia
Bagus Tito Wibisono