Mencurahkan isi hati adalah hal yang wajar bagi seseorang. Memang seseorang perlu untuk mencurahkan isi hatinya bukan hanya memendam sendiri. Bermacam cara dapat dilakukan, misalnya saja dengan bercerita kepada sahabat, keluarga, atau orang yang dipercaya, dapat juga dengan menulis di buku diary, membuat cerita atau puisi, dan sebagainya. Namun degan berkembangnya jaman kebanyakan orang akan mencurahkan isi hatinya ke sosial media yang dimiliki.
Berbagai macam jenis media sosial kita gunakan hanya dengan mengunduhnya secara gratis. Orang lain pun dapat melihat status, foto, dan dapat pula berkomentar. Dengan adanya media sosial bukan hanya berdampak positif, tetapi terdapat dampak negatif. Salah satunya adalah membawa pengaruh bagi orang lain. Pengaruh ini bukan hanya merubah gaya seseorang, tapi juga sifat dan tingkah laku.
Akhir-akhir ini mungkin kita dipanaskan dengan aksi seseorang remaja belia yang mencurahkan isi hatinya dalam sebuah video yang diunggah di akun sosial media pribadinya. Video tersebut tidak hanya berisi tentang cuharan hatinya, tetapi juga perjalanan ia memberikan kejutan untuk kekasihnya. Sebelumnya gadis ini adalah seorang artis di media sosial. Remaja ini terkenal karena foto, video, dan curahan hatinya di media sosial pribadinya. Apalagi ia juga mempunyai paras yang cantik. Sayangnya perilakunya tak sebaik dengan kecantikannya. Ada alasan mengapa yang dilakukan remaja tersebut dapat dikatakan tak baik dan baik bagi orang lain.
Kita sekarang hidup di dunia yang bebas beropini, menilai sesuatu, mengkritisi, dan mendapatkan informasi secara gratis hanya dengan menggunakan internet. Semua orang memiliki standarnya masing-masing. Untuk bersikap bahkan beropini pasti ada saja yang akan mengkritisi. Jika tidak pandai-pandai dalam bersikap di dunia maya maka kita akan mendapatkan kritik yang pedas atau buruknya mendapatkan cyberbullying.
Tapi bagaimana dengan orang-orang yang menjadi korban karena terpengaruh seseorang dari media sosial?
Ya, jelas sekali jika disebut sebagai korban. Ini berlaku untuk orang-orang pengguna media sosial yang berperan sebagai penerima. Mereka sebagai penerima hanya melihat dan membaca. Buruknya jika dengan polosnya mereka mengikuti sesuatu yang sedang trend tanpa mengetahui baik dan buruknya.
Inilah yang terjadi di dunia remaja sekarang. Banyak remaja sekarang yang sangat hobi untuk mengikuti berita terkini kegiatan artis-artis sosial media dan tanpa pikir panjang mereka mengikuti aksi idola mereka itu. Banyak perilaku negatif seperti merokok, berhura-hura, minum alkohol, bertato, berpcaran melewati batas dan perilaku buruk lainnya ditiru oleh kebanyakan remaja sekarang. Padahal ada banyak perilaku baik yang lebih patut ditiru. Hobi mendaki, menulis, traveling, dan seribu perilaku baik lainnya yang seharusnya ditiru.
Remaja adalah masa di saat orang mencari sesuatu yang akan diikutinya, mencari jati diri, dan arti hidup. Jika salah mengikuti seseorang karena terpengaruh perkataan atau perilaku akan berdampak kepada masa depannya. Semua itu berawal dari pola pikir dan keteguhan hati. Jika pola pikir seseorang adalah bebas maka hidupnya akan semau dirinya, entah ke arah yang baik atau yang buruk. Keteguhan hati yang dimaksud adalah seseorang memiliki pendapat sendiri lalu mempertahankan yang dilakukannya dan mengabaikan hal-hal negatif yang menggoyahkan dirinya.
Alih-alih orang tua juga harus tetap berperan dalam perkembangan anaknya di masa remaja. Remaja sendiri pun juga harus meneguhkan hatinya untuk tidak terjun ke jalan yang dapat merugikan dirinya. Memilah-milah atau memperhitungkan sesuatu untuk ditiru dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan. Nah, dan jangan lupa untuk tetap mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.
Oleh: Apriyanti Ayu Lestari (FIS)