Meramalkan masa depan dengan melihat kondisi hari ini disekililing kita merupakan cara yang harus dicoba oleh setiap individu dan masyarakat dalam sebuah Negara. Masa depan merupakan sebuah misteri, masih menjadi puzzle yang belum tersusun rapi, hanya jelas di awang-awang namun sangat abstrak dalam kenyataan. Masa depan akan menjadi milik semua orang apabila mereka mampu berkolaborasi, bertransformasi dan bermetamorfosis melalui kecakapan pribadi dengan kemungkinan pengaruh dan kepedulian yang dapat dioptimalkan menjadi sebuah output baik sesuai dengan perubahan zaman. Tagline UNJ sebagai Building Future Leader memiliki filosofi yang sangat tinggi dan superior. Kita dapat mengambil beberapa hal dalam tagline UNJ ini, pertama, UNJ berharap mereka dapat menjadi institusi yang melahirkan generasi terbaik, siap memimpin masa depan dengan segala kemampuan yang mereka dapatkan di kampus. Kedua, UNJ berangan bahwa pemimpin masa depan dapat tercipta melalui proses yang diselenggarakan oleh UNJ dalam hal belajar-mengajar, transfer ilmu dan nilai-nilai. Ketiga, UNJ menawarkan tempat dan laboratorium pengetahuan, terangkum dalam sebuah institusi, dimana kebaikan dunia akan dapat tercipta dengan mempersiapkan pemimpin masa depan yang dimulai dari hari ini.

Waspada Masa Yang akan Datang

Kita harus mengamati, bahwa dunia terus bergerak seiring dengan tidak terbatasnya kebutuhan, tuntutan zaman, kemajuan teknologi, dan berbagai perbedaan yang membuat seluruh Negara didunia ini saling berinteraksi, hal ini menimbulkan berbagai spekulasi dalam menggambarkan bagaimana wajah masa depan dunia bila imbas perubahan zaman dari waktu ke waktu kian cepat, padat, ekstrim, penuh benturan, konflik, dsb. James Canton menguraikan 5 faktor penentu masa depan yang ekstrim akan dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :

  1. Kecepatan, rata-rata perubahan yang terjadi didunia amatlah cepat, tak terlihat, sangat menyeluruh dan menyentuh setiap aspek kehidupan manusia
  2. Kompleksitas, Lompatan kuantum dalam angka-angka kekuatan yang sepertinya tak saling terkait akan memengaruhi mulai dari gaya hidup, pekerjaan, pribadi, hingga keamanan nasional
  3. Risiko, berbagai risiko baru, yang lebih tinggi dan ancaman-ancaman besar lainnya ,ulai dari terror, kejahatan, sampai kemerosotan ekonomi global akan mengubah setiap sendi-sendi kehidupan manusia
  4. Perubahan, penyesuaian drastis terhadap pekerjaan, komunitas, dan hubungan yang masyarakat miliki, mendorong orang untuk beradaptasi secara cepat terhadap perubahan-perubahan radikal
  5. Kejutan, Kejutan-kejutan yang terkadang memang baik, namun tak jarang pula diluar imajinasi akan menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat. Seringkali kejutan ini berada diluar kemampuan indra dan logika.

UNJ dalam rangka mencapai dan merealisasikan tagline nya tentu harus menyadari banyak hal harus dibenahi untuk menjadi institusi pendidikan yang kompetitif, dimana telah ada terlebih dahulu berbagai institusi pendidikan lain yang jauh lebih siap menatap masa depan, lebih hebat, dan familiar dibandingkan UNJ dalam berbagai hal, terkait pengelolaan dan pembangunan fisik kampus guna menunjang visi misinya. Saya memperhatikan ada beberapa hal yang menjadi sorotan dalam menjadikan UNJ jauh lebih besar dari saat ini bukan hanya dengan perkara penambahan gedung dan fasilitas saja, namun ada hal lain yang dapat dipacu dengan memperbaiki system pengelolaan kampus guna menggerakan roda dalam dan luar untuk kemajuannya.

Profesionalitas Struktur dan Tim Pengajar Kampus

Instansi pendidikan maka harus kental dengan jiwa keilmiahan dengan basis ilmu yang mumpuni serta semangat untuk menciptakan dan menemukan literasi-literasi baru, sebagai karya original kampus. Di internal UNJ, Profesionalitas pendidik menjadi paket wajib yang tidak boleh terpisahkan guna mendukung tagline UNJ. Memperbanyak Profesor yang kompeten, aktualisasi dengan menyekolahkan para dosen ke strata III, kedisiplinan tingkat mengajar, pengajar berakhlak baik serta beretika dan tantangan untuk mampu membuat karya haruslah direalisasikan agar iklim akademik terus terjaga sesuai dengan ritme dan pola ilmiah para pengajar. Para pimpinan kampus harus mampu menciptakan suasana kampus dan pembelajaran yang adil, aman, menyenangkan, birokrasi yang tidak berbelit, akses beasiswa yang mudah, terbuka dan transparan, peluang lulus mudah 3.5 tahun, karya ilmiah yang diakui sebagai skripsi mahasiswa, dan merealisasikan ketersediaan sarana prasarana kampus yang menjadi senjata ampuh dalam memacu UNJ menjadi yang terdepan.

Alumni, Jaringan lulusan, Akses UNJ Centris

Indonesia sudah memiliki berbagai kantor pemerintahan yang disesuaikan dengan sendi kehidupan masyarakat kita. Banyaknya kantor-kantor pemerintahan mulai dari kementerian, BUMN, dan kantor administrasi lembaga pemerintah, menjadi pola tersendiri dalam perekrutan karyawan dan tenaga pekerja didalamnya. Kursi pegawai sudah terisi dengan pekerja dari nama besar kampus-kampus di Indonesia yang sudah menjadi rahasia umum, berkat akses dan gaya kepemimpinan yang diadopsi oleh setiap lulusan kampus-kampus besar di Indonesia. Secara mudah dapat kita gambarkan seorang lulusan kampus A bekerja di BUMN A, lama bekerja membuatnya memiliki pangkat dan jabatan, maka condonglah ia untuk merekrut bawahan yang wajib berasal dari kampus A pula. Hal ini kita sebut sebagai kampus centris dalam memperbanyak kroni guna membesarkan kampus melalui daya serap tenaga kerja. Hal ini membuktikan loyalitas ikatan keluarga alumni dan nama besar kampus sangat dijaga agar tetap besar, sehingga setiap lulusan dari kampus tsb akan dengan sangat mudah mencari dan mengakses pekerjaan. UNJ dan para alumni harus melihat hal ini sebagai suatu pola yang harus ditiru dalam arti positif tanpa mengaburkan profesionalitas, membesarkan kampus dan menciptakan UNJ centris dalam berbagai bidang pengetahuan yang memang sudah eksis sebagai ilmu yang diajarkan di tiap fakultas-fakultas yang ada di UNJ.

Sinergi Harga Mati

Dies Natalis/dihari jadinya yang ke-52, kita tengok bahwa UNJ tidak dilahirkan atas dasar kepentingan sebuah politk dalam kampus saja atau persaingan antar benturan kepentingan kelompok, dari FKIP menjadi IKIP lalu berubah menjadi UNJ. Merubah status dan diri tapi tidak mengembangkan nilai dan manfaat yang dapat diberikan sama saja menjadikan label institusi pendidikan tak ubahnya seperti katak dalam tempurung. UNJ dilahirkan lebih dari sekedar sebuah cita-cita dan harapan pendidikan Indonesia yang lebih baik, akan tetapi UNJ diciptakan sebagai pelengkap bangunan masyarakat Indonesia yang cerdas. Oleh karena itu, UNJ baik pengelola, manajemen, tim pengajar, mahasiswa, dan alumni haruslah bersinergi, kata yang tepat untuk menggambarkan sinergi ini adalah barter kebermanfaatan. Ketika Albert Einstein menyaksikan bagaimana kehebatan suku indian Navajo dalam perdagangan barternya, dia berkomentar “bila saya berkesempatan hidup sekali lagi, saya akan memilih menjadi pedagang ketimbang ilmuwan”, kekaguman Einstein ini bukan tanpa alasan, akan tetapi karena perdagangan barter pernah menyelamatkan suatu negeri dari Great Depression di tahun 1930-an pada zamannya. Sebuah krisis diselamatkan dengan cara saling bertukar barang dengan barang lain yang memiliki manfaat yang sama bagi para pelaku pertukaran tsbt. Seluruh stake holder dan share holder UNJ harus mampu melakukan barter kebermanfaatan, menghilangkan sisi matrealistis yang hanya memenangkan segolongan orang namun merugikan banyak pihak, melakukan barter kebermanfaatan ini sebagai salah satu langkah sinergi menciptakan sebuah masa depan yang unggul bagi UNJ dan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Oleh : Roby Tri Wahyudi (Ketua BEM UNJ 2012)

Categorized in: