12 November 2016, 07.45 WIB

Hari ini tepat 10 hari menjelang Hari Guru.

Rasanya…. Entah, saya semakin tidak sabar untuk menantikan apa yang akan terjadi di masa depan pendidikan Indonesia, 20 tahun mendatang.

Sebagai pendidik muda saat ini, rasanya seperti banyak sekali PR yang harus saya dan teman-teman pendidik lain menanggungnya. PR untuk memajukan pendidikan Indonesia. Persiapan masa depan Republik ini ada di tangan kami, para guru sebagai garda terdepan bangsa.

Meneguhkan komitmen, memperbaiki kualitas pengajaran, menjadikan sekolah sebagai tempat menyenangkan, terus memberikan metode pengajaran yang berkualitas. Apa lagi? Apa lagi yang harus kami usahakan agar pendidikan ini maju?

Seharusnya, kami sebagai pendidik, tidak sendirian! Ayo kita bergandengan erat bersama pemerintah dan para orangtua, ayo bersama-sama menuntun anak-anak meraih masa depannya, menggapai cita-citanya, dan menjawab tantangan jamannya. Demi masa depan bangsa ini. Demi kualitas pemimpin bangsa ini.

Untuk guru di masa depan.

Tahukah Anda, hari ini kami sedang mendidik anak-anak yang akan menjadi pemimpin di masamu saat ini, di tahun 2036. Bagaimana nasib bangsa Indonesia saat itu? Semoga jauh lebih baik dari hari ini.

Bonus demografi akan terjadi sebentar lagi. Kami sebagai pendidik sungguh khawatir terhadap anak-anak yang hari ini kami didik. Karena nasib bangsa Indonesia di masa Anda saat ini, akan sangat bergantung dengan kualitas anak-anak yang sedang kami didik. Merekalah yang akan menjadi pemimpin bangsa saat itu.

Tentu, kami tidak akan tinggal diam. Kekhawatiran ini akan terus menjadi cambuk bagi kami untuk bisa memberikan yang terbaik bagi pendidikan Indonesia. Kami ingin menjadi lebih baik dari hari ke hari demi nasib bangsa Indonesia di masa depan. Sudahkah Anda memetik buah dari kami?

Untuk guru di masa depan.

Bagaimana kabar pendidikan di masa depan? Bagaimana nasib hak pendidikan anak-anak di daerah 3T? Apakah tidak ada lagi diding kelas yang reyot dan rapuh? Apakah Ujian Nasional sudah merata di seluruh pelosok Indonesia? Sudahkah semua daerah mempunyai guru-guru berkualitas? Apakah seluruh guru-guru sudah sejahtera?

Bonus demografi yang sebentar lagi akan terjadi di Indonesia sungguh membuat kami khawatir akan nasib bangsa di masa depan. Beberapa tahun belakangan ini, ada sejumlah berita yang cukup menghebohkan semua pendidik di masa ini. Ada pemerkosa, ada pemabuk, ada pecandu narkoba, ada siswi yang hamil di luar nikah, ada anak pekerja seksual, ada siswa yang melakukan kekerasan kepada guru mereka dan masih banyak lagi. Mereka seharusnya mengenyam bangku sekolah, tapi mereka sedang meratapi nasib buruknya saat ini.

Kami sudah tahu, ketika bonus demografi terjadi, maka akan ada banyak sekali masyarakat berusia produktif. Saat ini, mereka sedang mempersiapkan diri di usia sekolah. Kami sedang membimbing mereka untuk menjadi pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia yang berkualitas di masa depan. Doakan kami, agar kami bisa mendidik dan menjaga mereka untuk menjadi manusia yang siap menghadapi tantangan di masa depan.

Namun, bagaimana jika ternyata persiapan kami gagal? Kami gagal, dan banyak sekali saat ini anak-anak yang sedang meratapi nasib buruknya itu. Jika kami gagal, maka bonus demografi bagaikan bom kehancuran bangsa ini. Semoga saja tidak terjadi di masa Anda sekarang ini.

Untuk guru di masa depan.

Saat ini, tak terhitung berapa banyak mahasiswa yang berkuliah di jurusan pendidikan, setelah lulus, mereka mengubur cita-cita mereka untuk menjadi guru. Cukup banyak yang beralih profesi, dan cukup banyak yang masih menganggur. Tahukah Anda mengapa? Mereka bilang menjadi guru tidak akan sejahtera. Mereka bilang sulit sekali mendapatkan lahan pekerjaan, makanya masih banyak yang menjadi pengangguran.

Ya, saat ini cukup banyak guru yang diupah sangat tidak sesuai dengan usaha mereka dalam mendidik anak-anak bangsa. Sejahterahkah Anda para guru di masa depan? Semoga upah guru di masa depan sudah setara dengan upah seorang dokter ataupun seorang pengacara. Pengabdian kami tidak kalah hebat dengan profesi itu!

Bukan berarti kami mengeluh. Bukan berarti kami mendidik dengan orientasi uang. Bukan! Tapi kami pun juga butuh kesejahteraan yang layak seperti profesi-profesi popular saat ini. Negara Finlandia sangat maju sekali pendidikannya, karena guru-guru mereka dibuat sejahtera terlebih dahulu oleh negara. Ibarat menuntut petani mempunyai hasil yang sangat baik, tapi hanya diberi modal pacul. Padahal harus bersaing dengan traktor dan teknologi pertanian lain yang lebih canggih.

Lalu bagaimana di masa depan? Masihkah banyak pengangguran lulusan Sarjana? Masikah banyak pengangguran lulusan SMA/SMK? Teman-teman kami dan anak-anak kami yang sudah lulus SMA/SMK serta Sarjana banyak yang menganggur, mereka kesulitan mendapatkan lahan pekerjaan.

Ada hal yang mengganjal dengan sistem pendidikan hari ini. Konsep dan arah pendidikan hari ini masih mengkhawatirkan karena outcame dari sistem pendidikan di Indonesia masih belum punya daya tawar yang kuat. Semoga di masa depan, sistem pendidikan Indonesia sudah semakin aplikatif dan kontekstual.

Untuk guru di masa depan.

Kami tahu, Indonesia memang sangat luas sekali. Kami tahu, saat ini masih ada daerah 3T, yaitu terluar, terdepan, dan tertinggal. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin saat ini. Ada banyak program pemerintah ataupun instansi lain yang meminta para pendidik muda tersebar di plosok-plosok negeri untuk menyapa dan berbagai inspirasi kepada anak-anak Indonesia.

Kami sudah banyak menemukan mutiara-mutiara berkilauan di sudut-sudut tersulit Republik ini. Kami telah melihat gelora keceriaan belajar yang sungguh luar biasa. Fasilitas belajar memang sederhana, tapi semangat menimba ilmu mereka mengalahkan kemewahan ruang belajar di sekolah-sekolah bonafit.

Apa kabar pendidikan Indonesia di masa depan? Masih adakah dinding kelas yang reyot dan rapuh? Sudahkah plosok-plosok daerah mempunyai guru-guru berkualitas? Kami harap sudah tidak ada lagi. Karena kami sungguh yakin, usaha kami dan pemerintah untuk mengabdi di daerah plosok negeri sudah memiliki persiapan yang cukup.

Untuk guru di masa depan.

Walaupun kami khawatir, tapi kami berharap sangat lebih untuk para pemimpin bangsa di masa depan. Merekalah anak-anak didik kami saat ini. Kami berjanji akan mendidik anak-anak dengan hati dan sepenuh hati. Kami teguhkan komitmen kami hari ini. Kami bantu dan bimbing anak-anak untuk memenuhi potensi-potensi dalam dirinya. Kami jadikan diri kami hari ini sebagai teladan mereka, agar tak ada lagi para pemimpin yang memakan dengan rakus uang negara yang bukan haknya, agar tak ada lagi para pemimpin yang dzholim kepada rakyatnya, dan agar semangkin banyak pemimpin yang berada di pihak kemaslahatan ummat.

Karena kami yakin, sekolah adalah sumur amal yang darinya mengalir pahala tanpa henti. Tak mungkin kami berhenti untuk berikhtiar mendidik anak-anak bangsa. Doakan kami dari masa depan. Semoga Anda memetik banyak buah yang baik dari hasil jerih payah kami hari ini.

Semoga guru di masa depan bisa melanjutkan estafet karya pendidikan Indonesia yang saat ini sudah kami bangun pondasinya.

10 hari lagi, Hari Guru. Semoga surat cinta ini bisa menjadi refleksi untuk persiapan kita di masa depan.

Selamat Hari Guru! Kami adalah pahlawan untuk para pemimpin bangsa masa depan.

Dari Pendidik muda di plosok Pandeglang.

Categorized in: