Bapak Presiden dan Menteri Agama yang dihormati di dunia. Saya kaget melihat berita bahwa Bapak akan menyensor juru ceramah dan rumah ibadah: yang bagi saya adalah suatu kejahatan budaya.
Jika Allah berkehendak, Allah akan bisukan Bapak dan kelu mengucapkan nama-Nya, pada saat sakaratul maut.
Bapak keluarkan 9 aturan ceramah di rumah ibadah; hal yang hanya pernah dilakukan bangsa-bangsa yang telah musnah. Bahkan musnahnya kekuasaan Soeharto, belum genap 20 tahun!
Di antara 9 butir itu, ada hal yang bagi saya selangkah lagi menuju pernyataan Firaun: Akulah Tuhanmu Yang Tertinggi. Yang Maha Memiliki Kebenaran. Yang berhak menyensor kitab suci dan mengatur para ulama:
6. Materi yang disampaikan tidak mempertentangkan unsur SARA (suku, agama, ras antar golongan) yang dapat menimbulkan konflik, mengganggu kerukunan ataupun merusak ikatan bangsa.
7. Materi yang disampaikan tidak bermuatan penghinaan, penodaan, dan atau pelecehan terhadap pandangan, keyakinan, dan praktek ibadah antar atau dalam umat beragama, serta tidak mengandung provokasi untuk melakukan tindakan diskriminatif, intimidatif, anarkis, dan destruktif.
Dua dari sembilan pasal ini membuat menteri agama mesti klarifikasi di hadapan kita umat islam, atau jika segan, nanti di hadapan Allah di hari kiamat.
Bagaimana dengan dua pasal itu, kami menyampaikan pokok-pokok ajaran dalam surat Maryam, misalnya:
Maryam:35 – Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia.
Maryam:88 – Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”.
Maryam:89 – Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar,
Atau ayat-ayat ini:
Wanita (An-Nisā’):116 – Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
Memperjalankan di waktu malam (Al-‘Isrā’):40 – Maka apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki sedang Dia sendiri mengambil anak-anak perempuan di antara para malaikat? Sesungguhnya kamu benar-benar mengucapkan kata-kata yang besar (dosanya).
Jamuan (Al-Mā’idah):17 – Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?”. Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Benar. Menteri Agama telah jatuh pada fatwa-fatwa syubhat untuk mencari ridho manusia. Kita disuruh melupakan ayat-ayat di atas, dan hidup sebagai orang yang tidak penting lagi bagaimana mengenal Tuhan.
Apakah Bapak Lukman Hakim Saifuddin lupa betapa keulamaan ayahnya, menteri agama era dulu?
Mudah-mudahan beliau, bukan orang yang dimaksud dalam ayat:
Jamuan (Al-Mā’idah):49 – dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.
Kepada Bapak Jokowi, Bapak Lukman Hakim, dan para ulama dan pengikut di belakangnya, jangan pernah melarang orang bicara mengenai agamanya sendiri di rumah ibadahnya sendiri.
Sensor rumah ibadah dan sensor ceramah hanya pernah dilakukan oleh mereka yang sadar berbuat salah dan menyelisihi Al-Quran tapi hatinya terlanjur membatu dan sakit jika dinasihati.
Hati-hatilah pada hari ketika isi hati dibuka Allah pada hari kiamat, Bapak Jokowi, Bapak Lukman Hakim.
Bapak-bapak tinggal selangkah lagi menuju diktator ala Firaun yang menyuruh membunuh dan menangkap Musa serta mereka yang mengikutinya dalam surat Ghafir, dan pada kesudahannya:
Datang musibah yang keras buat bangsa itu!
Bertaubatlah, Bapak Presiden dan Menteri Agama. Bukan waktunya bertingkah ala cinta monyet yang gemar melarang dan posesif. Takutlah pada hari 230 juta muslim di akhirat mengadu kepada Allah tentang urusan agamanya di tangan bapak.
Amar Ar-Risalah